20 Februari 2012

Kiamat Bisa Terjadi Jika Kutub Terbalik

Kiamat atau kepunahan massal kehidupan di Bumi bisa terjadi dalam banyak cara, bergantung pada sudut pandangnya. Salah satu pandangan yang berkembang, kiamat bisa terjadi jika kutub terbalik, kutub selatan menjadi utara dan kutub utara menjadi selatan.

Skenario kiamat akibat kutub terbalik ialah bahwa jika kutub berbalik, benua akan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, memicu gempa besar, perubahan iklim secara mendadak, dan kepunahan spesies di Bumi.

Kutub bisa terbalik jika susunan atom besi yang ada di lapisan dalam Bumi pun berubah, seperti magnet-magnet kecil yang berubah arah. Jika susunan atom-atom besi ini berubah, maka secara umum medan magnet Bumi pun akan mengalami perubahan.

Terbaliknya kutub, menurut ilmuwan, memang nyata. Sejarah pernah mencatat bahwa kutub terakhir terbalik pada masa 780.000 tahun yang lalu, atau pada Zaman Batu. Dan yang mengagetkan, Bumi saat ini sedang ada dalam proses pembalikan kutub.

Jean-Pierre Valet, peneliti yang melakukan riset tentang putaran geomagnetik, mengatakan, "Perubahan paling dramatis jika kutub terbalik adalah adanya penurunan besar total intensitas medan magnet Bumi."

Monika Karte Niemegk Geomagnetic Observatory di GFZ Postdam, Jerman, menguraikan, proses terbaliknya kutub bisa terjadi dalam waktu 1.000-10.000 tahun. Proses itu tak tiba-tiba, dan didahului proses melemahnya medan magnet Bumi.

John Tarduno dari University of Rochester menuturkan bahwa medan magnet Bumi sangat berpengaruh pada perlindungan terhadap badai Matahari. "Beberapa partikel terkait lontaran massa korona akan diblok dari Bumi. Jika medan magnet lemah, perlindungan kurang efisien," katanya.

Tarduno melanjutkan, partikel Matahari yang masuk ke atmosfer tanpa perlindungan medan magnet bisa membentuk lubang ozon lewat reaksi kimia. Lubang tak akan permanen, tapi bisa bertahan selama 10 tahun dan akan meningkatkan risiko kanker kulit.

Valet, seperti dikutip Life Little Mysteries, Rabu (15/2/2012), menyetujui dampak tersebut. Tahun lalu, dalam paper ilmiahnya, ia menguraikan bahwa kepunahan Neanderthals terjadi pada periode yang sama ketika medan magnet Bumi melemah.

Dampak lain, medan magnet Bumi melemah bisa merusak teknologi yang ada jika badai Matahari menghantam. Medan magnet yang melemah sendiri akan mengganggu banyak spesies yang mengandalkan geomagnetik untuk navigasi, seperti lebah, salmon, paus, dan penyu.

Beberapa hal yang terjadi akibat terbaliknya kutub mungkin meyakinkan beberapa kalangan bahwa kiamat bisa terjadi. Namun, tak sedikit juga ilmuwan yang meragukannya. Skenario kiamat akibat terbaliknya kutub dianggap sepenuhnya fantasi.

Contohnya adalah teori yang menyebut terbaliknya kutub bisa mengakibatkan bencana luar biasa akibat benua bergeser dan gempa. Alan Thompson dari British Geological Society, mengatakan, "Tak ada bencana akibat benua bergeser. Geolog bisa melihat dari fosil dan bukti lain."

Korte sendiri kurang meyakini kiamat bisa muncul akibat terbaliknya kutub. "Bahkan jika medan magnet Bumi melemah, kita yang ada di permukaan akan dilindungi oleh atmosfer. Sama halnya kita tak melihat dan merasakan medan magnet, kita juga takkan merasakan perubahannya."

Apakah Anda memercayainya? Yang jelas, menurut Thompson, perubahan susunan atom besi memang sedang terjadi di bagian bawah Brazilia dan Atlantik Selatan. Medan magnet berkurang sejak 160 tahun terakhir, memicu spekulasi adanya pembalikan kutub.

Namun, Thompson juga mengatakan bahwa pembalikan kutub pun bisa saja batal. Bumi adalah sistem yang terlalu kompleks untuk diketahui masa depannya. Di samping itu, waktu perubahan yang masih ribuan tahun bisa memberi kesempatan bagi manusia untuk beradaptasi.

sumber: kompas

12 Januari 2012

Lit Motors C-1: Sepeda Motor yang Bisa Berdiri Sendiri

Bepergian dengan mengendarai sepeda motor memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan mengendarai mobil. Dengan bersepeda motor kita bisa lebih menghemat pemakaian bahan bakar, akselerasi yang lebih cepat, melakukan manuver yang lebih leluasa, atau tidak terlalu ‘makan tempat’ saat sedang parkir di pinggir jalan, kantor atau mall. Sayangnya, kita tidak bisa terlindungi dari panas matahari, debu, terpaan angin atau hujan yang turun sewaktu-waktu serta risiko terjatuh di jalanan yang bisa saja terjadi.

Lit Motors C-1 hadir untuk menjawab kebutuhan akan sepeda motor yang lebih baik, yang ditujukan sebagai sepeda motor dua penumpang yang tertutup penuh, bertenaga listrik dan menggunakan gyroscopic stabilizing yang dikendalikan secara elektrik. Hal ini memungkinkan sepeda motor tersebut bisa tetap berdiri tegak saat sedang berhenti atau bahkan saat terkena benturan dari samping saat terjadi kecelakaan.





Lit Motors yang berada di San Fransisco dikepalai oleh seorang desainer industri/otomotif Daniel Kim. Ide untuk membuat model C-1 muncul setelah ia selama satu tahun melakukan perjalanan keliling dunia dan melihat adanya tantangan dan inovasi untuk transportasi di negara-negara berkembang.

Sejauh ini, Daniel Kim dan timnya telah mengembangkan model operasi untuk C-1 yang menggunakan sistem stabilisasi berbasis flywheel dan juga mock-up yang seluruhnya menggunakan fiberglass. Saat ini mereka sedang membuat prototype yang akan rampung selama 3 bulan. Produksi awal sepeda motor ini direncanakan paling lambat pada tahun 2013 dengan harga US$ 24 ribu. Harga tersebut diharapkan akan turun menjadi US$ 16,000 di tahun 2014.

Versi yang berbeda dari C-1 tersebut akan tersedia untuk pasar yang berbeda. Model untuk negara-negara ‘Dunia Pertama” memiliki baterai 8-10 kilowatt-jam (KWH), sedangkan untuk negara berkembang sekitar 4-6 KWH. Sepeda motor ini akan menggabungkan electric hub motor yang ada di kedua rodanya. Kecepatan tertinggi yang bisa dicapai adalah 193 kilometer / jam. Range jarak tempuh untuk model higher-end berkisar pada 241 - 354 km untuk setiap kali charge, tergantung pada ukuran baterai.

Flywheel akan ditempatkan di bawah lantai sepeda motor ini. Flywheel tersebut bisa menghasilkan torsi sebesar 1.300 lb/ft (1.763 Nm) untuk model komersial akhir. Meskipun pada kendaraan gyroscpic sebelumnya seperti Gyro-X yang dikabarkan terjadi goncangan saat menikung dengan kecepatan tinggi, namun Daniel Kim meyakinkan bahwa sistem akan menghindari terjadinya hal tersebut pada model C-1 ini.

Seperti halnya mobil-mobil keluaran terbaru, nantinya C-1 juga akan dilengkapi dengan protokol yang terhubung dengan internet. Hal ini akan memungkinkan pengendara untuk tetap mengetahui kondisi lalu lintas, cuaca atau rute alternatif.

“Kami sedang menciptakan sepeda motor yang aman yang belum pernah kami kerjakan sebelumnya. Sepeda motor ini benar-benar efisien” demikian kata Daniel Kim.



sumber: gizmag

11 Januari 2012

Touristlink: Jejaring Sosial Bagi Kita yang Gemar Bepergian


Satu lagi jejaring sosial bernama Touristlink, yang ditujukan untuk kita yang gemar bepergian. Touristlink memungkinkan para penggunanya untuk terhubung dan berkomunikasi dengan traveler lainnya dan para travel expert. Untuk mendaftar atau sign up ke Touristlink, kita bisa melakukannya melalui Facebook atau secara langsung mendaftar dari situsnya.

Setelah melakukan sign up, maka kita dapat membuat daftar tujuan favorit serta membagikannya kepada para traveler yang lain. Selain itu kita juga bisa memberikan saran tempat-tempat yang menarik, melakukan posting foto-foto dari tempat yang telah kita kunjungi dan menceritakan atau berbagi pengalaman mengenai perjalanan yang telah kita lakukan tersebut.

Touristlink juga menyediakan daftar lokasi-lokasi menarik di setiap kota yang didasarkan pada ranking yang telah diberikan oleh penggunanya. Selain itu Touristlink juga memberikan review untuk membantu kita menemukan tempat-tempat menarik tersebut.

Touristlink memberikan sebuah cara baru untuk mendapatkan dan melakukan booking secara online. Kita bisa melakukan request untuk travel yang akan menjemput kita dari bandara dan memandu perjalanan kita. Kita juga bisa melakukan request hotel atau restoran yang dekat dengan pantai misalnya, atau melakukan booking untuk tour beserta pemandunya. Sekali kita melakukan request dengan cara posting secara online, maka request kita akan diteruskan oleh jaringan. Selanjutnya kita akan mendapat beberapa tawaran dan bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan selera kita.

Dengan kata lain, kita tidak hanya terhubung dengan traveler lainnya melalui Touristlink. Jejaring sosial ini juga memungkinkan kita terhubung dengan pelaku-pelaku bisnis atau provider yang bergerak di bidang traveling tersebut sehingga kita bisa melakukan interaksi dan mengajukan beberapa pertanyaan dengan pelaku-pelaku bisnis tersebut sebelum kita melakukan pemesanan.

Touristlink juga melakukan screening terhadap provider untuk proses validasi dan menunjukkan kepada kita mengenai ranking dari tiap-tiap provider tersebut. Hal ini akan memudahkan kita untuk melakukan sort sebelum kita menentukan pilihan. Touristlink mengurangi risiko booking dengan cara mengijinkan kita untuk memberikan rating dan melihat review yang telah diberikan oleh pengguna Touristlink yang lainnya. Tentunya hal ini akan membuat perjalanan kita semakin menyenangkan.

Nah, jika kita ingin melakukan traveling dan mencari tempat untuk berjejaring dengan orang lain yang mempunyai passion yang sama, mengeksplorasi tempat-tempat baru di seluruh dunia serta memperoleh kenyamanan dengan agen perjalanan, maka Touristlink bisa kita jadikan alternatif untuk itu.

Selamat mencoba!