14 Desember 2011

Srimulat: Dari Panggung, Layar Kaca, sampai Twitter

“Kecil… Basuki. Guedhe… Basoka!”

Bagi kita yang mengenal Srimulat, tentunya tidak asing lagi dengan kalimat lawakan di atas. Dan ini hanyalah salah satu dari sekian banyak kalimat lawakan yang populer dan akhirnya menjadi ciri khas yang dimiliki oleh pemain-pemain Srimulat.

Dari wikipedia, disebutkan bahwa Srimulat adalah kelompok lawak yang didirikan oleh R. A. Srimulat dan Teguh Rahardjo di Solo pada tahun 1950 dengan nama Gema Malam Srimulat. Pada awalnya kelompok ini melakukan pentas keliling dari satu kota ke kota lain dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah. Lawakan pertama dimulai pada tanggal 30 Agustus 1951 dengan menampilkan tokoh dagelan Mataram seperti Wadino (Bandempo), Ranudikromo, Sarpin, Djuki dan Suparni.

Hal utama yang ditampilkan dalam pementasan selain materi yang lucu juga kekhasan dari para pemainnya, dan ini menjadi syarat mutlak yang ditekankan Teguh dalam merekrut pemain. Misalnya saja gaya bicara, penampilan, dan juga kalimat-kalimat yang kemudian menjadi trade mark seorang pemain. Seperti misalnya Asmuni yang ngetop dengan kalimat “hil yang mustahal” dan “tunjep poin”, Mamiek Prakoso dengan “mak bedunduk” dan “mak jegagik” (yang artinya tiba-tiba atau sekonyong-konyong), Gepeng dengan pertanyaan “namanya mana… rumahnya siapa…”, atau Timbul dengan “akan tetapi” yang membuat penonton nyengir sendiri.

Kita juga masih hafal dengan penampilan ala militernya Tarzan yang berbadan tinggi besar atau Nunung yang selalu terpingkal-pingkal di pentas. Juga Tessy Kabul dengan dandanan khasnya atau Pak Bendot yang selalu disia-siakan oleh lawan mainnya. Sampai Yongki yang tak pernah bicara dan selalu tampil dengan dandanan sebagai hantu, Gogon dengan rambut mohawk dan cara melipat tangannya serta cara duduknya yang melorot dari kursi, Rohana yang selalu cerewet, dan juga Pak Bambang dengan mulutnya yang menganga lebar saat tertawa.

Meski sempat bubar pada tahun 1989, Srimulat kemudian muncul kembali di televisi swasta pada tahun 90-an dan personil-personilnya pun menjadi selebritis. Boleh dibilang, tahun 90-an ini menjadi masa puncak dari Srimulat. Masih lekat di ingatan, bagaimana Srimulat begitu menghibur pemirsa Indosiar setiap tengah pekan. Bahkan pada setiap hari raya Idul Fitri ketika itu, acara lawak Srimulat pun ditayangkan dari pagi sampai malam hari.

Ada naik, ada pula turun. Mungkin inilah siklus yang dialami oleh Srimulat. Kegiatan kelompok ini mulai menghilang dan seakan-akan mati suri saat ini, sementara pemain-pemainnya sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Meski baru-baru ini stasiun ANTV mencoba kembali membangkitkan kembali kejayaan Srimulat dengan mengadakan “Srimulat Mencari Bakat”, namun sepertinya masih kurang terasa gregetnya. Dan bagi kita yang kangen melihat kembali aksi-aksi Srimulat, mungkin hanya bisa menyaksikannya dengan memutar kembali rekaman kaset, video atau CD.

Sebagai bagian akhir, mari kita kenang kembali salah satu lawakan Srimulat yang saya ambil dari tweet-tweet pemilik akun Twitter @srimulatism. Tweet tersebut dikicaukan pada hari Senin, 12 Desember 2011 yang lalu dalam mengenang kepergian salah satu personil Srimulat yaitu Basuki, yang meninggal dunia pada tanggal 12 Desember 2007 pukul 18.30 WIB dalam usia 51 tahun.

***

Rohana: Kok baru datang, mas?
Basuki : Hujan.
Rohana: Sama hujan saja takut!
Basuki : Lah piye, mereka rombongan kok! Coba satu-satu.
Rohana: Halah! Kamu memang penakut!
Basuki : Lho, kamu jangan ngenyek. Kemarin ada preman di depanku.
Rohana: Terus kamu apain?
Basuki : Ya ndak diapa-apain. Wong cuma lewat kok.
Aku sebenarnya capek dengan hubungan gelap ini
Rohana: Lho, kok hubungan gelap?
Basuki : Lah iya, kenapa tiap kesini kok mesti mati lampu?

(Timbul muncul)

Timbul: Oo… ini, ini tho calon misuamu? (sambil nunjuk-nunjuk Basuki)
Rohana: Suami!
Timbul: Lah iyo, misua… suami
Timbul: Kerjamu apa? Kok berani-beraninya macari adikku?

Basuki (ke Rohana): Ini sebabnya aku ndak suka sama kakakmu.
Belum jadi saja sudah rewel. Lama-lama kakakmu tak tujes, tak enggok-enggokke!
Rohana : Lho, mas… Jangan!

Basuki (ke Timbul): Kenapa kamu nanya-nanya pekerjaanku?
Sebagai calon adik ipar, aku marah!
Timbul: Lho, maksudku kalau kamu sudah kerja, mbok aku diajak
Basuki: Oo, minta kerjaan?
Timbul: Hehe…
Basuki: Ada. Gaji 20 juta
Timbul: Wah, mau mau! Guedhe banget. Kerjo opo?
Basuki: Nyikat gigi singa di Ragunan

Timbul (ke Rohana): Rohana, masuk!
Rohana: Lho, mas…
Timbul:Masuk! Ini urusan laki-laki.
Saya mau menyesel, eh, menye..lesaikan masalah ini dengan Basuki secara jantan!

(Kadir muncul)

Kadir: Ada appa ini ribbut-ribbut?
Timbul: Ribut? Mana Ribut? Kamu lihat Ribut nggak Bas?
Basuki: Lho, wong edan!
Kadir: Cobba jelaskan dudduk persoalannya!
Basuki: Mbul, kamu ‘ae yang ‘njelaskan tadi persoalannya duduk dimana
Timbul: Lho piye tho?
Kadir: Wis, wis, daripada ribbut, kalian ikut saiya
Basuki: Kemana?
Kadir: Makan nasi cabuli
Timbul: Kebuli! Kok cabuli …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar