20 Mei 2011

Perkembangan Fotografi

Fotografi dimulai dengan ide dasar tentang pembuatan kamera yang telah ada sejak Abad ke-5 sebelum Masehi. Eksperimen tentang kamera dilakukan oleh seorang ilmuwan Irak (Arab) yang mengambil kesimpulan mengenai linearitas cahaya. Pantulan sebuah citra hanya akan tampak terproyeksikan hanya apabila melalui lubang yang kecil. Lilin disebelah kanan akan tampak ada disebelah kiri. Pengamatannya menjadi cikal bakal kamera obscura di abad ke 11 Sebelum Masehi. Kamera obscura ini tidak benar-benar merekam citra, karena penciptaan akan citra yang permanen akibat tercahayai oleh cahaya (film) belum ada sebelum tahun 1816. Kamera Obscura ini hanya memproyeksikan citra ke permukaan lain melalui lubang kecil yang digunakan untuk alat bantu dalam menggambar, Citra yang diproyeksikan pada permukaan tersebut juga tampak terbalik.

Kamera Obscura pertama menggunakan lubang kecil dan tenda untuk memproyeksikan gambar dari luar tenda ke dalam kedaerah yang gelap. Perlu waktu sampai abad ke-17 untuk meringkas kamera Obscura dari seukuran tenda yang besar menjadi cukup kecil dan portable serta penambahan lensa dan lainnya demi penyempurnaan citra yang tercipta.

A. Sebelum Masehi
1. Prinsip-prinsip dasar dari kamera lubang jarum terdapat dalam teks-teks Cina dari abad kelima SM. Berdasarkan pengalamannya penulis Cina tersebut mendapati bahwa cahaya bersinar menempuh jarak dalam garis lurus. Filsuf Mo Ti (kemudian Mo Tsu ) adalah orang yang pertama mengamati pembentukan gambar terbalik dengan lubang kecil. Mo Ti sadar bahwa benda-benda memantulkan cahaya ke segala arah dan bahwa pantulan sinar pada bagian atas sebuah objek ketika melewati lubang akan terproyeksikan pada bagian bawah, dengan kata lain citra benda akan tampak terbalik (Hammond 1981:1)



2. Di belahan bumi barat Aristoteles (abad keempat SM) Dalam Buku XV, 6, dia bertanya: “Mengapa ketika cahaya matahari menerobos melewati lubang yang berbentuk persegi panjang seperti barang anyaman, tidak menghasilkan bentuk persegi panjang pada hasil pantulannya tetapi lingkaran?” Dalam Buku XV,11, dia bertanya lagi: “Mengapa gerhana Matahari membentuk serupa sabit, jika dilihat melalui celah kotak-kotak maupun celah-celah tak beraturan wujudnya seperti celah dedaunan, sinar yang tampak tetap berbentuk sabit terproyeksikan diatas tanah? Apakah itu untuk alasan yang sama seperti ketika cahaya masuk melalui lubang persegi panjang, tetap akan keluar tampak melingkar seperti bentuk kerucut ?”. (Aristoteles 1936:333,341). Aristoteles tidak menemukan penjelasan yang memuaskan dan pertanyaannya tetap belum terpecahkan sampai abad ke-16 (Hammond 1981:5).

B. Masehi
Penemuan Camera Obscura


Camera (kamar) Obscura (gelap) yang berarti kamar gelap

1. Ibnu Al Haitam (Al Hazen), seorang cendekiawan Arab pada abad XI M menuliskan teori prinsip lensa yang mendukung teori Aristoteles diatas yang berkaitan dengan pembesaran menggunakan lensa cekung dan cembung dan cermin. Ia adalah orang yang pertama kali menemukan hubungan antara sumber cahaya, lensa dan gambar yang dihasilkan. Itulah sebabnya disebut sebagai “Al-Hazen Theorem”. Dia juga menjelaskan bagaimana mata bisa melihat. Ia berkata bahwa kita hanya bisa melihat ketika cahaya jatuh pada obyek itu lalu memantul ke mata kita.Karya-karyanya menjadi sumber buku Roger Bacon dan para pakar pengetahuan barat lainnya

2. Leonardo da Vinci, pada akhir abad ke 15 mencoba menguraikan secara terperinci tentang kamar gelap/ camera obscura ini. Dengan alat ini gejala Matahari seperti gerhana dapat diamati.

3. Cesare Cesarino, salah satu murid Leonardo da vinci pada tahun 1521 menjelaskan prinsip dasar camera obscura dalam pengantar tulisan Vitruvius yang berjudul ‘De Architektura’

4. Girolamo Cardano, seorang dokter dari kota Milan dalam bukunya De Subtilitate tahun 1550 melengkapi camera obscura dengan menambahkan lensa biconvex atau lensa yang dikedua sisinya cembung pada lubang aperture guna memberikan citra yang lebih terang dan jelas.

5. Giovani Battista della porta, pada tahun 1558 dalam bukunya Magiae Naturalis menulis secara lengkap penjelasan kamera obscura yang direkomendasikan sebagai “An aid in drawing” atau alat bantu menggambar.

6. Danielo Barbaro, seorang terpandang dari kota venesia Italia, dalam bukunya ‘La Pratica della perspettiva’ pada tahun 1568 menyatakan bahwa dengan merubah berbagai ukuran bukaan diafragma pada kemera obscura akan mempengaruhi ketajaman citra. Pada eksperimennya dia menggunakan lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangangan yang masuk melalui lubang. Walaupun hasilnya belum sempurna namun pada tahun inilah menandai digunakannya diafragma pada lensa dalam perkembangan camera obscura.

7. Egnatio Danti, seorang ahli matematika dari Florence, dlm bukunya ‘La prospettiva di Euclide’ pada tahun 1573 menyumbang perubahan penting dalam camera obscura dengan menambahkan cermin concave untuk menormalkan citra yang terbalik (to redress the hitherto inverted image)

8. Daniel Schwenter, 1636, seorang professor matematika dari universitas Altdorf, Jerman dalam bukunya ‘Deliciae physico mathematicae’ menjelaskan secara detail tentang penggunaan system lensa yang berdasarkan pada tiga jarak focus yang berbeda. Dia juga meletakkan dasar-dasar penggunaan lensa bundar pada penciptaan foto panorama.

9. Johan Zahn, 1685-1686, seorang pendeta di Warzburg membuat berbagai ilustrasi dari berbagai macam tipe box camera obscura yang cukup portable yang dapat dibawa kemana-mana yang dijelaskan dalam bukunya oculus artificialis teledioptricus. Kamera Zhan ini tingginya 9 inci dan panjangnya dua kaki terbuat dari kayu. Kamera ini tidak saja dilengkapi dengan lensa yang dapat dimaju mundurkan saja untuk mencari ketajaman gambar namun juga dilengkapi dengan diafragma serta kaca pantul untuk melihat/mengontrol tangkapan lensa dari luar kotak. Alat ciptaan Zahn ini sebetulnya sangat identik dengan cara kerja kamera refleks lensa tunggal yang dipakai saat ini.

PENEMUAN FILM

1. Heinrich Schulze, professor anatomi di universitas Altdorf. Pada tahun 1725 mengamati substansi kimia silver salt (garam perak) yang menghitam bukan karena panas matahari atau panas udara melainkan oleh cahaya matahari. Inilah awal ditemukannya penemuan bahan kimia yang terkait dengfan dunia fotografi di masa-masa berikutnya.

2. Carl Wilhem Scheele, seorang ahli kimia dari swedia tahun 1777 telah membuktikan bahwa sinar cahaya ultra violet memberikan efek yang cepat dalam menghitamkan perak klorida dibandingkan dengan cahaya-cahaya spectrum yang lain.

3. Thomas Wedgewood, upayanya yang berkaitan dengan fotografi dimuat dalam ‘The Journal Of The Royal Institution’, London, 1802. Dia mencoba mengabadikan gambar-gambar dengan camera obscura pada silver-nitrate dengan membuat copy daun-daunan, sayap serangga, dan benda lainnya diatas permukaan kaca.

4. Joseph Nicephore Niepce, seorang lithographer dan inventor Perancis telah lama melakukan percobaan dengan kamera dan berbagai macam bahan kimia. Pada tahun 1816 dia berhasil membuat gambar negative dengan cahaya. Filmnya menggunakan kertas yang diolesi dengan silver chloride (perak klorida) dan difixatif dengan asam nitrat (nitrat acid). Baru pada tahun 1826, Niepce berhasil membuat karya fotografi pertama dengan cara melumari selembar plat timah dengan larutan aspal dan dilumuri bahan peka cahaya dan dimasukkan ke dalam camera obscura, setelah di sinari selama 8 jam dia berhasil mengabadikan pemandangan samar-samar halaman rumahnya di Perancis. Karya positipnya View from the Window at Le Gras,” Saint-Loup-de-Varennes (France). yang terdapat pada lempengan ini disebutnya Heliographie (sun drawing).

5. Louis Jacques Mande Daguerre, seorang disainer diorama Perancis yang bekerjasama dengan Niepce telah berhasil menciptakan karya fotografi positif diatas lempengan logam dengan detil yang lebih akurat. Daguerre menggunakan plat diolesi dengan perak chloride dan kemudian diberi uap ionida. Perak ini setelah kering akan menjadi peka cahaya. Plat yang sudah diberi bahan peka cahaya itulah yang kemudian disinari selama 30 menit. Plat yang sudah disinari kemudian diuapi dengan air raksa dalam tabung yang dipanaskan. Dengan menggunakan kaca berwarna dapat dikontrol perkembangan reaksi yang terjadi sampai gambar yang tadinya leten muncul seperti yang dikehendaki. Karya yang dibuat dengan menggunakan camera obscura ini exposure time nya kurang lebih sekitar 25-30 menit lebih cepat dari penemuan Niepce yang membutuhkan exposure time 8 jam. Karya ini disebut Daguerreotype yang dipatenkan oleh Francois Arago pada tanggal 19 agustus 1839 dan dibeli oleh pemerintah Perancis sebagai hadiah untuk dunia

6. Wiliam Henry Fox Talbot, 1840 disebut juga sebagai pioneer fotografi dari Inggris yang berhasil menciptakan karya fotografi diatas kertas dengan proses negative ke positif yang disebut Calotype/Talbotype (kalos bahasa Yunani berarti : indah ). Dia juga menuliskan buku fotografi Pencil of Nature yang berisi uraian proses karya fotografinya yang dilengkapi dengan berbagai hasil karya calotypenya.

Perkembangan Selanjutnya

Joseph Max Petzval menciptakan lensa yang kekuatannya hampir 16 kali lebih kuat daripada lensa Daguerre. Lensa ini mempunyai diafragma sekitar f/17. Setelah itu terjadilah penemuan Rana (shutter) yang dapat mengatur pencahayaan film. Rana yang pertama kali digunakan tidak dipasang didalam kamera melainkan di depan lensa. Rana ini mirip guilotin, apabila dilepas tombolnya maka papan yang diberi lubang akan jatuh melewati lensa dan memberi kesempatan untuk masuknya cahaya.

Pada tahun 1888 George Eastman berhasil memasarkan kamera box dengan merk Kodak yang mudah cara penggunaannya.Apalagi ia menjual film gulungan dengan alas seluloid pada tahun 1891 yang dapat diisikan kedalam kamera tanpa harus melalui kamar gelap. Pekerjaan memotret jadi lebih mudah dan praktis.

Sekitar Tahun 1924 di Jerman perusahaan Leitz Wetzlar memeperkenalkan kamera kecil format 35mm yang dirancang oleh Oscar Barnack. Kamera ini muncul dengan nama Leica dan terkenal sebagai pelopor kamera format 35mm. sejak saat itulah tidak terbendung lagi perkembangan fotografi. Pabrik-pabrik foto muncul dengan penemuan barunya seperti misalnya Kodak, Rolleiflex, Rolleicord, Linholf, Nikon, Canon, Fujika, fuji, Pentax, Mamiya, Yashica, Ricoh, Minolta, Horseman, Sinar.

sumber: gopego.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar