21 April 2011

Tanggal Paskah

Paskah (dan perayaan lain yang berhubungan) yang merupakan hari terpenting dalam kalender gerejawi disebut sebagai perayaan yang berpindah, yang berarti perayaannya tidak terpaku pada tanggal tertentu di dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama mengikuti perputaran matahari dan keempat musim) melainkan dihitung menurut kalender suryacandra seperti kalender Ibrani. Hal inilah yang mendasari ilmuwan-ilmuwan mempelajari astronomi secara sistematis.

Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April (inklusif). Hari berikutnya, Senin Paskah, merupakan hari libur di banyak negara dengan tradisi Kristen yang kuat. Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret (KJ) dan 25 April (KJ), yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8 Mei (inklusif).

Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicaea I pada 325 diputuskan bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang sama, yang akan dihitung secara berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan keputusan konsili yang selamat hingga zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak memutuskan cara tertentu untuk menghitung tanggal Paskah. Epifanius dari Salamis menulis pada pertengahan abad ke-4:

...kaisar...menghimpun dewan dengan 318 uskup...di kota Nicea...Dalam konsili tersebut mereka juga menyetujui suatu kanon gerejawi, dan pada saat yang bersamaan menitahkan berkenaan dengan Paskah (Yahudi) bahwa diperlukan adanya satu permufakatan tentang perayaan hari Tuhan yang suci dan teramat penting tersebut. Karena hal tersebut diperingati secara berbeda-beda oleh orang-orang...

Pada tahun berikutnya, cara perhitungan yang dikerjakan oleh gereja Aleksandria menjadi standar perhitungan. Secara perlahan sistem tersebut mulai tersebar ke gereja-gereja Kristen di Eropa. Gereja Roma meneruskan penggunaan siklus kalender suryacandra yang berusia 84 tahun sejak akhir abad ke-3 hingga 457. Gereja Roma terus menggunakan caranya sendiri hingga abad ke-6 saat metode Aleksandria telah dikonversikan ke kalender Julian oleh Dionysius Exiguus. Gereja mula-mula di Britania dan Irlandia juga menggunakan metode Roma yang lama tersebut hingga Sinode Whitby tahun 664 saat mereka mulai menggunakan metode Aleksandria. Gereja-gereja di belahan barat Eropa menggunakan metode Roma hingga akhir abad ke-8 pada masa pemerintahan Karel yang Agung, lalu mereka menggunakan metode Aleksandria. Namun demikian, sejak Gereja Katolik mulai menggunakan kalender Gregorian menggantikan kalender Julian sejak 1582 dan Gereja Ortodoks Timur tetap berpegang pada kalender Julian, maka perayaan Paskah kembali dirayakan secara berbeda, dan perbedaan itu tetap ada hingga saat ini.

Perhitungan
Metode penghitungan computus paschalis sejak dulu dianggap sangat penting bahkan Durandus mengatakan bahwa seorang pastor tidak layak disebut pastor jika tidak tahu (cara menghitung) computus paschalis.

Perhitungan dasar yang berlaku sejak Zaman Pertengahan adalah Paskah dirayakan pada hari Minggu setelah bulan purnama pertama setelah hari pertama musim semi (vernal equinox). Kalimat tersebut sebenarnya tidak tepat benar dengan sistem perhitungan gerejawi.

Dalam perhitungan gerejawi, gereja-gereja Kristen menggunakan 21 Maret sebagai awal tanggal perhitungan Paskah, dari sana dicari kapan bulan purnama berikutnya, dst. Bagi gereja-gereja Ortodoks yang masih menggunakan kalender Julian, tanggal yang digunakan juga 21 Maret, namun dalam kalender Julian, sebagai akibatnya terdapat perbedaan-perbedaan seperti yang tampak pada bagan di kanan.

Perhitungan yang kompleks tersebut kira-kira dapat disederhanakan sebagai berikut:

Paskah ditentukan berdasarkan siklus suryacandra. Satu bulan dalam penanggalan candra (bulan) terdiri dari bulan-bulan sepanjang 30 hari dan 29 hari, berselang-seling, dengan satu bulan tambahan yang ditambahkan secara berkala agar pas dengan penanggalan surya (matahari). Dalam setiap tahun surya (1 Januari hingga 31 Desember), bulan candra dimulai dengan sebuah purnama gerejawi yang jatuh pada periode 29 hari di antara 8 Maret hingga 5 April (inklusif) dan dinamakan "bulan candra Paskah" tahun tersebut. Paskah adalah hari Minggu ke-3 dalam bulan candra Paskah, atau dengan kata lain hari Minggu setelah hari ke-14 bulan candra Paskah. Hari ke-14 itu sendiri dinamakan purnama Paskah, walaupun hari ke-14 pada bulan candra dapat berbeda dengan purnama astronomis hingga 2 hari lamanya.[j] Karena purnama gerejawi jatuh pada tanggal 8 Maret hingga 5 April (>8 Maret & <=5 April), purnama Paskah atau hari ke-14-nya pasti jatuh pada tanggal 21 Maret hingga 18 April (>21 Maret & <=18 April). Dengan demikian Paskah menurut kalender Gregorian akan memiliki 35 kemungkinan hari - antara 22 Maret hingga 25 April (inklusif)[k]. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 22 Maret adalah pada tahun 1818 dan berikutnya adalah tahun 2285. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 25 April adalah pada 1943 dan berikutnya adalah tahun 2038. Siklus perputaran tangan-tanggal Paskah berulang tepat setiap 5.700.000 tahun; 19 April merupakan tanggal Paskah yang tersering, yang terjadi 220.400 kali, atau 3.9%, dibanding dengan median tanggal-tanggal lainnya sebanyak 189.525 kali atau 3.3%. Paskah menurut kalender Julian seringkali (sekitar 50%) dirayakan 1 minggu setelah kalender Gregorian, karena tidak adanya penyesuaian perhitungan tanggal seperti yang dilakukan di kalender Gregorian. Namun tidak jarang pula selisih waktunya hingga 3-4 minggu. Untuk menghindari perbedaan cara perhintungan Paskah, gereja Katolik telah membuat tabel tanggal Paskah menurut aturan di atas. Seluruh gereja yang merayakan Paskah merayakannya sesuai dengan tanggal di tabel. Beberapa algoritma yang digunakan untuk menghitung Paskah antara lain perhitungan Gregorian, algoritma Gauss, algoritma Gregorian anonim, dan algoritma Julian Meeus. Hubungan dengan penanggalan Paskah Yahudi
Paskah Yahudi juga menggunakan kalender suryacandra untuk menghitung tanggal perayaan. Minggu Paskah biasanya jatuh sekitar seminggu setelah hari pertama Paskah Yahudi (tanggal 15 Nisan pada penanggalan Yahudi). Namun karena perbedaan sistem penghitungan tanggal suryacandra antara kalender Yahudi dan Gregorian, dalam siklus 19 tahun Paskah Yahudi jatuhnya satu bulan setelah hari Minggu Paskah, yaitu tahun ke-3, 11, dan 14 dalam siklus 19 tahun kalender Gregorian (atau tahun ke 19, 8, dan 11 berturut-turut pada siklus 19 tahun kalender

Karena dalam kalender Yahudi modern tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada hari Senin, Rabu, atau Jumat, seder tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada malam Kamis Putih. Seder kedua, yang diperingati oleh sebagian komunitas Yahudi sebagai malam Paskah (Yahudi) kedua, dapat jatuh pada Kamis malam.

Dalam sebuah kongres Pan-Ortodoks tahun 1923, uskup-uskup Gereja Ortodoks Timur bertemu di Konstantinopel di bawah kepemimpinan Patriark Meletios IV. Di dalam kongres tersebut para uskup menyetujui Perubahan kalender Julian. Aslinya, kalender ini akan dapat menentukan tanggal Paskah berdasarkan perhitungan astronomis yang berlandaskan meridian Yerusalem. Namun negara-negara yang menggunakan revisi tersebut hanya menggunakan revisi-revisi hari-hari raya yang memiliki tanggal tetap pada kalender Julian, revisi rumus perhitungan tanggal Paskah tidak pernah diterapkan di keuskupan Ortodoks manapun.

Pada pertemuan puncak Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) di Aleppo, Suriah pada 1997, DGD mengusulkan reformasi penghitungan Paskah yang akan mempersatukan kembali kedua sistem yang ada (Barat/Gregorian dan Timur/Julian) dengan pengetahuan ilmu astronomis modern yang menghitung equinox musim semi astronomis dan bulan purnama di meridian Yerusalem, dan juga mengikuti Konsili Nicea I tentang penanggalan Paskah pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama. DGD melampirkan tabel di samping. Perubahan yang diusulkan DGD ini akan menyelesaikan masalah penanggalan dan menghilangkan perbedaan di antara gereja-gereja (ritus) Timur dan Barat. Reformasi ini diusulkan mulai digunakan sejak 2001, namun hingga kini hal tersebut belum digunakan oleh anggota manapun.

Tanggal Paskah 2001 - 2020 menurut penanggalan Gregorian





























sumber: wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar